Macam-Macam Paragraf Deskripsi
1. Deskripsi Impresionisme
Deskripsi impresionisme adalah paragraf yang melukiskan ruang atau
tempat berlangsungnya suatu peristiwa. Pelukisannya harus dilihat dari
berbagai segi agar ruang tersebut tergambar dengan jelas dalam pikiran
dan perasaan pembaca.
2. Deskripsi Ekspositorisme
Deskripsi ekspositoris adalah paragraf yang menggambarkan suatu hal atau
orang dengan mengungkapkan identitasnya secara apa adanya sehingga
pembaca dapat membayangkan keadaannya.
Semakin rinci penulisannya, semakin jelas tergambar dalam bayangan pembaca. Apabila objek yang dilukiskan itu adalah seseorang, perinciannya dapat dilakukan terhadap aspek fisik maupun aspek rohaninya. Aspek rohani meliputi perasaan, watak, bakat, peranannya dalam suatu bidang kerja, dan sebagainya.
Contoh Paragraf Deskripsi Impresionisme
Semakin rinci penulisannya, semakin jelas tergambar dalam bayangan pembaca. Apabila objek yang dilukiskan itu adalah seseorang, perinciannya dapat dilakukan terhadap aspek fisik maupun aspek rohaninya. Aspek rohani meliputi perasaan, watak, bakat, peranannya dalam suatu bidang kerja, dan sebagainya.
Contoh Paragraf Deskripsi Impresionisme
DIKALA HUJAN MENYAPA
Kudongakkan kepalaku ke
atas. Langit yang biasanya cerah kini terlihat gelap, tak lama butiran air
hujan menerpa wajahku. Kala itu, aku sedang berjalan diantara gedung – gedung yang
tinggi dan kokoh. Kuterus berjalan ditemani tetesan air hujan yang sedikit demi
sedikit membasahi tubuhku. Kukeluarkan payung hitam dan kubuka payung itu,
untung saja aku membawanya.
Berjalan diantara
tetesan air hujan membuatku ingin segera sampai di rumah. Tapi apadaya, tetesan
air hujan ini semakin lama semakin deras. Tak ada gunanya aku memakai payung
dikala derasnya hujan. Tak bisa
dipungkiri aku harus menepi, agar tidak basah kuyup. Kuberdiri di depan gedung
dengan memegang payung hitam untuk menutupi kepala dan badanku dari tetesan air
hujan.
Suara
gemericik air hujan terdengar nyaring di telingaku bagaikan irama yang mengalun
indah. Di sinilah aku, berdiri diantara gedung – gedung yang ikut basah akibat terkena
butiran air hujan. Kupejamkan mata sejenak,
menghirup dalam – dalam aroma hujan yang menenangkan. Kudengar, orang – orang
menyebutnya petrichor, yaitu bau
alami yang tercium saat air hujan membasahi tanah yang kering.
Dingin, ya itu yang aku
rasakan saat angin berhembus bersamaan dengan jatuhnya air hujan mulai
menyentuh kulitku. Pandanganku sedari tadi tak terlepas dari jalanan,
memperhatikan butiran – butiran air hujan yang jatuh dihadapanku. Ahh aku baru
ingat, aku hanya memakai kaus dan rok hitam pendek yang membuatku kedinginan. Tidak ada pertanda hujan akan reda. Suara
gemericik air masih terdengar bertabrakan dengan tanah, rupanya aku tidak bisa
pulang cepat pikirku.
Kulihat ke
sekelilingku, tidak terlihat orang yang berlalu – lalang di hadapanku. Terlalu
asyik memperhatikan sekitar, aku sampai tidak sadar bajuku mulai basah kuyup,
kulihat ke bawah sepatuku pun sudah basah membuatku tidak nyaman dan semakin
kedinginan. Jalanan pun ikut basah, terlihat air menggenang di sana. Kulihat
dari sebelah kanan ada sorotan lampu mobil. Berharap itu adalah orang yang aku
kenal, dan bisa menumpang supaya cepat sampai ke rumah.
Kujulurkan tanganku ke
depan, merasakan butiran air hujan di telapak tanganku. Bajuku sudah basah
kuyup, tak ada gunanya lagi aku menunggu hujan reda diantara bangunan- bangunan
kokoh ini, yang hanya bisa terpaku melihat jalanan serta butiran air hujan yang
jatuh sehingga tak terasa terbawa oleh
kenangan lama yang mulai berputar kembali di dalam pikiranku.
Dengan terpaksa aku
berjalan di bawah derasnya hujan dengan membawa kenangan yang sudah tidak bisa
terulang lagi, hanya bisa diingat dan disimpan di memori. Tak peduli dengan
derasnya hujan dan suhu yang semakin dingin ini, aku terus berjalan menyusuri
kota yang terasa sunyi dan hanya ditemani bunyi rintikan air hujan. Tujuanku
hanya satu, yaitu ingin segera kembali ke tempat yang penuh kehangatan di
dalamnya dan penuh suka cita. Rumah tercinta.
0 Comments